MAKE AC MILAN GREAT AGAIN !



Sebuah kalimat yang cukup populer saat Presiden Amerika Serikat Donald Trumph mencalonkan diri menjadi calon Presiden dari Partai Republik apalagi kalau bukan slogan "Make America Great Again". Sebuah slogan yang menurut banyak kalangan di USA Trumph mengadopsi slogan mantan Presiden Ronald Reagen yang membawa slogan "Let's America Great Again" saat berkampanye tahun 1980. Slogan yang menurut Presiden Trumph memiliki makna optimisme untuk membuat Amerika kembali besar jauh dibandingkan Presiden sebelumnya which is Presiden Obama.

Mengadaptasi dari slogan yang dibawa oleh Presiden Trumph. Di dunia sepak bola banyak klub-klub yang memiliki reputasi dan sejarah yang besar di Eropa tetapi sekarang menjadi sebuah tim penggembira di liganya. Jangankan menjadi juara atau title contender untuk lolos ke kompetisi Eropa pun membutuhkan usaha yang luar biasa besar. Mungkin hal ini yang sedang dialami AC Milan. Siapa yang tidak kenal AC Milan khususnya di era sepak bola 80' 90' 2000' atau bahkan era jauh sebelum ini. Gunnar Nordahl, Franco Baresi, Paulo Maldini, hingga Andrea Pirlo hanyalah segelintir pemain yang pernah merasakan kejayaan dari tim kota mode ini. AC Milan juga menjadi salah satu tim penghasil gelar individu untuk pemainnya semacam Ballon d'Or seperti Gianni Rivera, George Weah, sampai Ricardo Kaka.



Krisis finansial yang melanda AC Milan, penonton yang lebih memilih menonton dari televisi dibandingkan datang langsung ke san siro, hingga Presiden "seumur hidup" Silvio Berlusconi yang enggan menjual sahamnya menjadi beberapa faktor yang membuat AC Milan semakin melempem. Demi menyeimbangkan neraca keuangan klub AC Milan pun harus rela menjual bintang-bintangnya dengan harga mahal ke beberapa klub Eropa. Andriy Shevchenko, Ricardo Kaka, Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva dijual dengan harga mahal walaupun juga diselingi dengan blundernya melepas Andrea Pirlo ke Juventus dengan mahar gratis. Krisis tersebut yang memaksa AC Milan condong untuk mencomot pemain tua berpengalaman dengan harga gratisan dibandingkan mengeluarkan uang besar untuk membeli seorang pemain. Saya memang bukan fans AC Milan tetapi Saya dan juga para fans sepak bola pasti rindu dengan AC Milan yang dulu pernah merajai Italia dan Eropa ditambah lagi Juventus yang semakin tidak terkejar di Serie A membuat Juventus seperti tidak ada saingan di liga.

Arah angin berubah di pertengahan bulan April lalu dimana AC Milan menuntaskan proses akuisisi klub kepada konsorsium China yaitu Rossoneri Sport Club. Proses panjang ? Jelas. Negosiasi alot antara pihak konsorsium China dengan Fininvest (pemilik saham mayoritas Rossoneri) memang berlangsung cukup lama karena bukan hanya mengenai harga pembelian tetapi didalamnya terdapat beban hutang yang harus dibayarkan oleh pemilik baru saat proses akuisisi selesai. Mungkin Silvio Berlusconi legowo untuk melepas saham mayoritas yang kurang lebih sebesar 99,93% bukan hanya karena desakan fans yang meminta untuk Berlusconi segera menentukan pilihan tetapi mungkin juga melihat sahabat yang juga pemilik dari klub tetangga, Inter Milan, Massimmo Moratti yang akhirnya legowo melepas sahamnya kepada investor lain.

Proses akuisisi inipun membawa hal positif buat AC Milan setidaknya sudah 4 pemain hebat berhasil didatangkan (Mateo Musacchio, Franck Kessie, Ricardo Rodriguez, Andre Silva) bahkan sebelum transfer window resmi dibuka. Untuk Andre Silva bahkan Saya cukup terkejut karena Rossoneri berani merogoh kas keuangannya sebesar €38m, pembelian mahal terakhir AC Milan adalah Rui Costa dengan €43,9m. Selain pemain-pemain diatas masih banyak pemain-pemain lain yang mungkin akan didatangkan AC Milan seperti Andrea Belotti, bahkan Diego Costa. Pemain-pemain lain menatap AC Milan bukan lagi tim dengan sejarah yang hebat tetapi ada proyek besar dan menarik didalamnya. Keuntungan untuk Vincenzo Montella yang mendapatkan dana transfer yang besar untuk menatap musim depan.



Di zaman sepak bola industri sekarang ini sulit jika hanya mengedepankan sisi historis suatu klub. Klub juga harus berani berinvestasi dengan mengeluarkan dana yang besar untuk mendatangkan pemain. Dalam kasus AC Milan, sudut pandang untuk terus mendatangkan pemain tua dengan gratis harus dikurangi bahkan mungkin dihilangkan karena gap yang sudah terlalu jauh dengan Juventus, AS Roma, Napoli bahkan AC Milan harus berada dibawah Atalanta untuk musim kompetisi 2016/2017 kemarin beruntung AC Milan masih mendapatkan tiket Europa League via kualifikasi. AC Milan harus berani mendatangkan pemain top dengan dana besar untuk bersaing dipapan atas. Mungkin untuk menjadi juara musim depan masih belum karena pasti ada prosesnya tetapi untuk improve menjadi title contender seperti Napoli atau AS Roma sangat mungkin terjadi. 

Sebagaimana seorang Bapak melepas anak perempuannya saat menikah pasti Bapak tersebut menginginkan seorang yang laki-laki terbaik untuk anak perempuannya. AC Milan mungkin seperti anak perempuan bagi Berlusconi dimana dibesarkan hingga 31 tahun lamanya sampai akhirnya berhasil meraih total 29 gelar. Negosiasi yang alot semata karena Berlusconi hanya ingin AC Milan berada di tangan yang tepat untuk membuat AC Milan kembali berjaya. Seperti penggalan surat terbuka untuk fans AC Milan yang ditulis Berlusconi dengan cukup emosional.

"After more than 30 years, I leave the position of president of AC Milan.
"I do so with pain and emotion but with the knowledge that, in the modern game, to compete at the highest level in Europe and the world requires investment and resources a single family can no longer support.
"I will never forget the emotions that Milan have given to us all. I'll never forget all the people who are to thank for my being able to preside over this club which has won so much... selengkapnya: surat terbuka Berlusconi

Intinya kita semua menantikan tim sebesar AC Milan kembali untuk Great Again sebagaimana titahnya oleh pemilik baru. "Make AC Milan Great Again".




Hernadi Faturachman

Comments

Popular posts from this blog

COME TO STADIUM #1 : Hanoi FC Lawan Hai Pong (Vietnam League)

Last Day : Lost in Bangkok