Kroasia Menanti Kejutan Modric dkk
Yugoslavia pernah mengejutkan sepakbola internasional saat
para anak mudanya berhasil menjadi juara di ajang FIFA World Youth Championship tahun 1987 (sekarang FIFA U-20 World Cup). Disaat itu skuad
asuhan Mirko Jozic berhasil mengalahkan Jerman Barat lewat adu pinalti dengan
skor 5-4 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 di waktu normal. Generasi emas
seperti Davor Suker, Zvonimir Boban, Robert Prosinecki maupun Robert Jarni menjadi
tokoh-tokoh utama dibalik kesuksesan tersebut.
Kondisi perpolitikan Yugoslavia yang memanas di tahun 80’an
dan mencapai puncaknya pada 25 Juni 1991 dimana Kroasia yang menjadi bagian
dari Kingdom of Yugoslavia
mendeklarasikan diri untuk merdeka dari Yugoslavia. Salah satu imbasnya adalah
para pemain timnas Yugoslavia yang berasal dari Kroasia memilih bermain untuk
timnas Kroasia. Euro 1996 di Inggris menjadi turnamen besar pertama timnas
Kroasia dimana The Blazers harus dikalahkan oleh Jerman di perempatfinal dan
Jerman menjadi juara di akhir turnamen.
Puncak dari generasi emas terjadi saat Piala Dunia 1998 di
Prancis. Kroasia yang dilatih oleh Miroslav Blazevic berhasil membuat kejutan
dengan menjadi juara ketiga mengalahkan Belanda 2-1. Davor Suker juga keluar
sebagai pencetak gol terbanyak dengan 6 gol yang salah satunya adalah gol
kemenangan saat melawan Belanda. Setelah era Piala Dunia ’98 tidak ada lagi
kejutan yang berhasil dilakukan oleh Kroasia. Posisi terbaik hanyalah saat Euro
2008 dimana saat itu Kroasia terhenti di perempatfinal karena kalah adu pinalti
dari Turki.
Asa Generasi Modric dkk
Memasuki era millennium sejumlah bintang baru Kroasia
muncul. Dari Kovac bersaudara, Darijo Srna, Ivica Olic, dan sekarang Luka
Modric. Tetapi lagi dan lagi prestasi tak kunjung datang ke negara yang
berpenduduk 4,28 juta tersebut. Harapan muncul di Piala Dunia 2018 ketika
Kroasia berhasil mengalahkan Argentina 3-0. Mungkin bisa dikatakan pertandingan
terbaik bagi Kroasia selama keikutsertaan di turnamen baik Piala Dunia maupun
Euro selepas era Davor Suker dkk. Berkat kemenangan itu Kroasia berhak maju ke
babak 16 besar pertama setelah terakhir terjadi di Piala Dunia 1998.
Melihat dari komposisi pemain yang dibawa oleh pelatih
Zlatko Dalic ke Rusia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan skuad Euro 2016 ataupun
Piala Dunia 2014. Tetapi disini hebatnya Dalic dimana dia mampu mengeluarkan kemampuan
terbaik masing-masing pemainnya. Lini belakang duet Lovren-Vida menjadi tembok
kokoh yang ditopang Vrsaljko dan Strinic di bek sayap hasilnya Kroasia adalah
salah satu tim yang masih cleansheet sampai saat ini. Lini tengah menjadi yang
paling menonjol dimana duet Modric-Rakitic bermain sangat cair, mungkin bisa
dikatakan ini hanya terjadi di era Zlatko Dalic karena sebelumnya memainkan
Modric-Rakitic bersama-sama seperti memainkan Gerrard-Lampard secara bersamaan.
Ditambah Brozovic serta Rebic dan Perisic yang menyisir dari sisi sayap dan
Mandzukic yang berdiri di pos terdepan.
Antusiasme masyarakat Kroasia mungkin sedang
tinggi-tingginya saat ini melihat laju Kroasia sejauh ini. Hal ini juga
berimbas ke beberapa situs taruhan dunia dimana Kroasia sekarang berada
diunggulan ketujuh bahkan di beberapa situs Kroasia ditempatkan diunggulan
keenam. Sebelum Piala Dunia dimulai Kroasia hanya diunggulkan di posisi
kesepuluh. Harapan akan generasi emas baru diharapkan terjadi di Rusia kali ini
ditambah suasana tim pasti sedang positif-positifnya.
Apakah Luka Modric dkk mampu menyamai atau bahkan melebihi
para pendahulu mereka di tahun 1998 ?? Jalan menuju sana masih panjang tetapi
mimpi besar dari negara kecil ini sedang diperjuangkan. Seperti kutipan yang
tertulis di kaca bus timnas Kroasia.
Mala zemlja, Veliki
snovi. Small country, big dreams.
Hernadi Faturachman
Comments
Post a Comment